Sosok Manis di Balik Kemudi LRT
Bagi sebagian orang profesi masinis kereta api mungkin masih identik dengan kaum pria. Namun seiring berjalannya waktu, kini dapat dijumpai sosok perempuan di balik kemudi dan memegang peran penting dalam pengoperasian seluruh rangkaian kereta.
Terkait peringatan Hari Kartini, saya berpesan kepada seluruh wanita di Indonesia untuk tetap menjadi pribadi yang tangguh,
Anis Choirunisa (24) namanya. Wanita dengan senyum manis dan energik ini menjadi masinis perempuan pertama kereta Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta. Di usianya yang terbilang masih cukup muda, dengan kemahiran dan kecekatannya, ia bertugas mengantarkan penumpang dari stasiun satu ke stasiun lainnya.
Perempuan lulusan Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI) sebelumnya Akedemi Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun ini mengaku sangat beruntung bisa mendapatkan posisi pekerjaannya seperti saat ini.
Interior dan Eksterior Kereta LRT Jakarta Rutin Dibersihkan"Awalnya ikut tes. Setelah lolos di PT LRT Jakarta, saya dan beberapa kandidat ditempatkan di Awak Sarana Perkeretaapian (ASP), nah kita melakukan serangkaian program Diklat kemudian tes untuk mendapatkan sertifikat mengemudinya. Dan Alhamdulillah lolos juga," ujar Anis, Selasa (21/4).
Ia bercerita, dalam serangkaian tes yang cukup melelahkan itu, ia bukanlah satu-satunya masinis perempuan yang lulus tes. Saat itu ada enam calon masinis wanita lainnya juga lulus tes.
Anis mengaku, memiliki motivasi yang besar hingga membuatnya ingin jadi masinis seperti sekarang, karena ia ingin menjadi garda terdepan mengantarkan masyarakat khususnya pengguna LRT Jakarta sampai di tujuan dengan selamat, tepat waktu, aman dan nyaman.
"Terkait peringatan Hari Kartini, saya berpesan kepada seluruh wanita di Indonesia untuk tetap menjadi pribadi yang tangguh, bisa diandalkan dan percaya diri untuk berjuang meraih mimpi-mimpi seperti cita-cita Kartini," ucap Anis.
Meski begitu, dirinya juga merasakan suka duka yang harus dijalani sebagai masinis.
"Sukanya bisa melihat penumpang tidak telat sapai tujuan, bisa mengangkat derajat orang tua. Dukanya tidak bisa sering berkumpul dengan keluarga di rumah karena kita harus tetap menjalankan tugas meskipun hari libur," tandas Anis.